Saturday, January 27, 2018




                               DRAMA TENTANG BERNARD DARI CLAIRVAUX

Narrator :  Alkisah hiduplah seorang anak bangsawan bernama Bernard, ia berasal dari Clairvaux, ia sekolah dan setelah 3 tahun ia diangkat menjadi biarawan yang mengepalai kurang lebih 70 biara. Ia terkenal karena keikutsertaannya dalam perang salib ke dua, berikut kisahnya :
[Bernardus (Usman Jaya) masuk ia melihat rakyat yang lesu, Bernard menyemangati rakyat Eropa (Dewi, Indah, Awis) agar mau turut serta dalam perang salib kedua

Bernard ( Usman Jaya): “ rakyatku sekalian tunjukkanlah kuat hebatmu sebagai laskar kristus, ikutlah kalian membela kebenaran, ada kekayaan untuk menang, dan keuntungan untuk mati, karena yang mati akan masuk surga,ambil salib dan majulah berperang”
Rakyat :” iya, ayo kita ikut berperang.” (jawab rakyat bersamaan dengan penuh semangat)

Hari Peperangan

[Akhirnya rakyat Eropa mau turut serta dalam perang salib kedua]
Lawan (Awis dan indah ): seranggggg!!! (seraya mengacungkan pedang mereka kearah rakyat)
Rakyat Eropa (Dewi dan jaya) sambil mengacungkan pedang mereka  kearah lawan: ” majuuuu!!!”
Narrator: (menjentikkan jari, semua pemeran berhenti)“ ckckckck sebenarnya Tuhan tidak ingin kita berperang dan saling membunuh, tapi kita tahu bahwa Tuhanlah Allah yang berdaulat atas sejarah dan ia menghendakinya, yaa sudahlah kita lihat kelanjutan ceritanya (menjentikan jari lagi lalu rakyat mulai berperang)
[ Lawan 1 (Awis) dan rakyat 1 ( Jaya) mereka berperang, sedangkan lawan 2 (Indah) dan rakyat 2 (Dewi) saling berpelukan
Rakyat 2(Dewi) : “ hai jeng udah lama kita ga ketemu ya, apa kabar?” sambil cipika cipiki
Lawan 2 (Indah) :” eh jeng Dewi, ga nyangka kita ketemu disini, ayo kita mejeng ke mall sambil ngobrol-ngobrol.”
Rakyat 2 (Dewi) :” ayo, traktirannya ya jeng.”
Lawan 2:” oke”
[mereka pergi meninggalkan area perang sambil ngobrol ria]
[Tiba tiba muncul 2 ninja, yang satu berjubah hitam (Raymond), yang satu berjubah putih (Fistin)]
Ninja putih  (Fistin): (berlari ala ninja kearah peperangan)
Ninja hitam ( Raymond )( berlari ala ninja kearah perang salib kedua)
Ninja putih :” sassuuukkeee, mati kau,  cimoriiiiii (sambil mengacungkan botol yogurt cimori)
Ninja hitam : “ su lama kita tak jumpa narutto, aku menunggu untuk membunuhmu…. Yaaaaakkk saaaarrrriiingaaaannn (sambil mengacungkan saringan dan berbicara dengan logat papua)
Narrator: (menjentikkan jari, semua pemeran berhenti) aduh kenapa ada ninja dari jepang sampai sini, ternyata bukan hanya rakyat eropa yang berperang tetapi juga naruto dan sasuke, apa ini? (menyentuh pundak ninja putih sehingga dia bergerak)
Ninja putih dan narrator  :” cimori yogurt cimori enaknya cimori, segarnya cimori, cimori  yogurt asli, enak, sehat, menyegarkan (memakai nada iklan susu cimori)
Narrator :” oh cimori, lalu macam apa ini, macam saringan budhe yang hilang(memegang saringan ninja hitam dan menepuk pundaknya, ninja hitampun bergerak)
Ninja hitam :” beta pung saringan, kuat awet tahan lama, pokoknya beta pung saringan sekali pakai hancur sudah, hebat kan??(logat papua)
Mereka pun lanjut berperang, narrator menjentikkan jari semua berhenti
Narrator :” aduh banyak nyamuk (menyemprotkan baygon)
Lawan 1 (Awis) batuk , narrator mendekati lawan 1
Narrator :” batuk pak haji, minum baygon, batuk hilang, kuburan datang (sambil menyerahkan baygon ke tangan lawan 1, dan ia mati)
Semuanya lanjut berperang hingga banyak korban jatuh dan mati.
Narrator:” Santo Bernardus adalah tokoh yang sangat berperan dalam Sejarah Gereja pada abad pertengahan, terutama dalam perannya membangun semangat rakyat Eropa untuk ikut serta dalam perang salib kedua. Santo Bernardus wafat pada tanggal 20 Agustus 1153 pada usia 62 tahun. Ia dikanosasikan pada tanggal 18 Januari 1174 di Roma oleh Paus Alexander III. Hari peringatannya pada tanggal 20 Agustus, dan tempat ziarah utamanya di Troyes Cathedral Ville sous la Ferte.

Kostum/perlengkapan :
Jaya sebagai Bernard : jubah putih
Narrator : baju biasa
Lawan dan rakyat : baju biasa,
Ninja putih (fistin): masker putih, baju putih/ jaket putih
Ninja hitam (raymond) : masker hitam, baju hitam

~Terimakasih~
BAHASA YUNANI EKSEGESSA
“KUASA-NYA SEMPURNA DALAM KELEMAHAN KITA”
    II KORINTUS 12:9-10



PENDAHULUAN
   Latar Belakang

Surat II Korintus merupakan surat yang ditulis oleh Paulus untuk jemaat di Korintus, surat ini ditulis setelah surat I Korintus, ditulis di Efesus. Surat ini dikirimkan melalui Titus, melalui surat ini banyak jemaat yang merespon dengan baik dan bertobat, namun masih ada kelompok yang menolak Paulus.  Dalam II Korintus ini para musuh Paulus teridentifikasi secara jelas, mereka berlatar belakang apologet Yahudi hellenis atau gerakan hikmat Yahudi. Melalui surat ini Paulus memperkenalkan mereka kepada jemaat di Korintus bahwa mereka adalah rasul-rasul palsu atau pekerja-pekerja curang.  Maksud penulisan surat ini terkait erat dengan pertikaian yang pernah terjadi sebelumnya. Berdasarkan hal itu ia ingin membenarkan dirinya dari tuduhan yang sudah dikenakan pada dirinya, sekaligus menjelaskan bahwa ia adalah rasul yang sebenarnya dan bukan rasul palsu seperti yang mereka tuduhkan. Surat ini juga mencatat ungkapan syukur Paulus karena segala sesuatu yang sudah dibenarkan, dan bahwa Tuhan selalu menghiburnya ketika mengalami masa-masa sulit, hal ini disampaikan untuk menghibur jemaat Korintus yang juga sedang mengalami masa-masa sulit (pasal 1-7).
      Dalam surat ini Paulus juga menasehati mereka memenuhi janjinya untuk mengumpulkan uang yang nantinya akan diberikan kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem. Surat ini juga menceritakan kesedihan Paulus karena tidak bisa datang ke Korintus untuk mengunjungi mereka, dengan ini Paulus berharap kalau mereka tahu kesedihan Paulus karena sangat mengasihi mereka.


PEMBAHASAN
                    “Kuasa-Nya sempurna dalam kelemahan kita”

      Dalam II Korintus 12:9-10 ada tertulis : Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab, justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

Ada pula menurut King James Version (KJV), yaitu: And he said unto me, My grace is sufficient for thee: for my strength is made perfect in weakness. Most gladly therefore will I rather glory in my infirmities, that the power of Christ may rest upon me. Therefore I take pleasure in infirmities, in reproaches, in necessities, in persecutions, in distresses for Christ's sake: for when I am weak, then I am strong.
  Dalam konteks sebelumnya menurut terjemahan sederhana Indonesia Paulus merasa terpaksa membanggakan diri, walaupun itu tidak ada gunanya, jadi Paulus melanjutkan memberitahukan tentang banyak penglihatan dan pengetahuan tentang hal-hal rohani yang Tuhan nyatakan kepada Paulus. Paulus sebenarnya sangat tidak mau membanggakan dirinya sendiri, oleh karena itu dalam ayat 2-5 dia menceritakan tentang pengalamannya sendiri, tetapi dia menulis itu seperti pengalaman orang lain dan menyebutnya sebagai orang Kristen (dalam TB) dan pengikut Kristus (dalam TSI). Paulus berkata di ayat yang ke 6, kalau dia ingin membanggakan diri karena hal-hal luar biasa itu dia tidak ingin membanggakan diri seperti guru-guru yang kurang bijaksana itu, karena dia hanya mengatakan yang benar. Dan tentang hal itu dia tidak menceritakan secara berlebihan, karena dia tidak mau dinilai dengan hal-hal seperti itu, Paulus ingin dinilai lewat perbuatan yang nyata dan ajaran yang langsung didengar dari dia.
        Di ayat yang ke 7 Paulus mengatakan bahwa dia diberikan suatu penyakit yang menyiksa tubuhnya (duri dalam daging) dan Dia  (Allah) mengijinkan Iblis memukulnya supaya dia tidak terlalu membanggakan diri. Sudah 3 kali Paulus memohon kepada Tuhan agar membebaskannya dari penyakit itu. Dan yang akan dibahas selanjutnya adalah ayat yang ke 9-10 tetapi Tuhan menjawab :” Kebaikan hati-Ku sudah Cukup bagimu! Karena kuasa-Ku menjadi sangat nyata ketika kamu lemah.” Jadi, jauh lebih baik saya membanggakan kelemahan-kelemahan saya, supaya saya merasakan kuasa Kristus melindungi saya. Oleh karena itu sebagai utusan Kristus saya sudah belajar merasa senang ketika saya mengalami kelemahan, hinaan, kesusahan, penganiayaan atau justru waktu saya lemah, saat itulahsaya benar-benar mendapat kekuatan!. (Alkitab Terjemahan Sederhana Indonesia)
      Allah berkata  bahwa cukuplah kasih karunia-Ku bagimu atau dalam TSI kebaikan hati-Ku sudah cukup bagimu! Itu adalah jawaban Allah kepada Paulus ketika Paulus memohon sampai 3 kali kepadanya untuk membebaskan dia dari penyakit, kata  (arkei) adalah kata yang dipakai dalam Alkitab bahasa Yunani yang artinya mencukupi, yang merupakan kata kerja, orang ketiga, tunggal, kini, aktif, indikatif (suatu modus yang berguna untuk mengekspresikan suatu kondisi realita yang aktual) dari kata dasar arkeo, yang dalam bahasa Inggris (KJV) My grace is sufficient, yang artinya anugerah-Ku sudah cukup, cukup dalam KBBI  berarti dapat memenuhi kebutuhan atau memuaskan keinginan. Sedangkan hal yang dicukupkan Allah adalah karunia-Nya kepada Paulus yang dalam Alkitab bahasa Yunani disebut  (kharis), merupakan kata benda dengan gender feminine, tunggal, nominatif, memiliki beberapa kegunaan yang obyektif, yang mana artinya menganugerahkan atau kesempatan yang menyenangkan, anugerah-pemberian, kemurahan hati, senang, keramahan, syukur, pahala atau faedah, seperti yang tertulis dalam Lukas 2:40, 2 Kor 8:6, Lukas 4:22, I Kor 1:4.  Dalam KJV disebut grace atau anugerah, dalam kitab Perjanjian Baru kata ini telah disebutkan sebanyak 155 kali. Menurut KBBI anugerah adalah pemberian atau ganjaran dari pihak atas (orang besar dsb.) kepada pihak bawah (orang rendah dsb), karunia dari Tuhan sedangkan menganugerahkan yaitu memberi sesuatu sebagai anugerah. Jadi anugerah (kharis) yang dimaksud dalam ayat ini adalah sesuatu yang diberikan atasan kepada bawahan, yaitu sesuatu yang diberikan Yesus sebagai atasan kepada Paulus sebagai bawahan atau hamba.
           Karunia  Allah atau kebaikan Allah yang diberikan Allah kepada Paulus sanggup mencukupi kebutuhan Paulus yang mengalami penyakit tersebut. Karena justru kuasa Allah menjadi sangat nyata ketika Paulus lemah, kata kuasa dalam bahsa Yunani  (dunamis), yang merupakan kata benda, feminine, tunggal, nominatif, yang berarti kuasaKu, dalam bahasa Inggris (KJV) for my strength (kekuatan, tenaga, daya) is made perfect in weakness. Atau menurut PBIK artinya kesanggupan, kuasa, kekuatan, arti, berkuasa, mukjizat. Dalam kamus KBBI Kuasa berarti kemampuan atau kesanggupan untuk berbuat sesuatu, atau kekuatan.  Sedangkan lemah dalam bahasa Yunani (asteneia), disebutkan sebanyak 24 kali dalam PB merupakan kata benda, feminine, tunggal, datif (obyek tak langsung/kepada), yang memiliki terjemahan kelemahan. Dalam bahasa Inggris (KJV) adalah weakness (kelemahan, kekurangan) atau dapat pula diartikan sebagai diseases (penyakit), ill (sakit), illness (penyakit), infirmities (kelemahan). Dan menurut KBBI kelemahan  yang memiliki kata dasar lemah berarti tidak kuat, tidak bertenaga, imannya mudah tergiur atau tergoda, lembut, baik hati, mental lemah pikiran, namun yang dimaksud disini adalah kelemahan Paulus karena Dia memberikan penyakit kepada Paulus (ayat 7a). Yang dimaksud disini adalah kuasa atau kemampuan Tuhan sudah cukup untuk berbuat sesuatu  kepada Paulus dan sempurna dalam kelemahannya yaitu saat Paulusmengalami suatu  penyakit.
         Kuasa yang diberikan kepada Paulus akan dinyatakan didalam kelemahannya,  nyata yang dalam bahasa Yunani  (teleitai), merupakan kata kerja, orang ketiga, tunggal, kini, pasif, indikatif, dari kata dasar teleo yang berarti diwujudkan, dan etai merupakan orang ketiga tunggal pasif,  jadi terjemahannya adalah dia yang telah diwujudkan, serta dalam bahasa Inggris (KJV) for my strength is made (membuat, menyebabkan, melakukan, jika diikuti kata benda mendapatkan/memperoleh, menjadikan) perfect in weakness. Menurut KBBI diwujudkan atau dinyatakan adalah sesuatu yang terang (kelihatan, kedengaran dsb), jelas sekali, benar-benar ada sedangkan menyatakan adalah menerangkan, menjelaskan, menjadikan nyata, itu berarti dalam ayat ini Yesus menyatakan atau menerangkan atau menjelaskan sesuatu yang terang  atau terlihat kepada Paulus atau menjadikan sempurna (utuh dan tak bercacat) dalam kelemahan Paulus. Yang dinyatakan secara sempurna dalam kelemahan Paulus adalah kuasa-Nya.
         Dalam bahasa Yunani  (edista), merupakan kata sifat, superlatif, yang artinya dengan amat senang hati, superlatif menandakan bahwa kata ini memiliki arti mendalam atau amat sangat jadi Paulus sedang merasakan senang hati yang terlalu sangat atau merasa jauh lebih baik bermegah dalam kelemahannya. Dalam bahasa Inggris (KJV) Most gladly (amat sangat dengan senang hati)  therefore will I rather glory in my infirmities. Yang menandakan perasaan Paulus setelah mengetahui pernyataan Allah bahwa kuasa-Nya atau kebaikan-Nya telah cukup bagi Paulus.
Sehingga Paulus terlebih suka bermegah atas kelemahnnya, terlebih suka dalam bahasa Yunani  (mallon), yang merupakan kata keterangan, komparatif, berarti lebih baik, dalam bahasa Inggris (KJV) Most gladly therefore (oleh karena itu) will I rather glory in my infirmities (akan lebih baik saya merasa merasa bangga dalam kelemahan-kelemahanku) , Sedangkan dalam PBIK dapat diartikan dengan lebih, melainkan, malah. Disini Paulus merasa bahwa ia lebih baikmembanggakan kelemahan-kelemahannya.
          Sedangkan kata  (kaukhersomai), merupakan kata kerja, orang pertama, tunggal, futur (yang akan terjadi), medial refleksif (tindakan yang dikerjakan memantul pada dirinya sendiri), indikatif, artinya aku akan merasa bangga sendiri. Dalam PB kata ini muncul sebanyak 37 kali seperti kata “bermegah” dalam II Korintus 12:5-6,  yang artinya justru ia akan bangga sendiri atau bermegah atas kelemahan-kelemahannya.
Kuasa atau kebaikan yang mencukupkan kebutuhan Paulus adalah kuasa milik Kristus, Kristus yang dalam bahasa Yunani  (kristu), merupakan kata benda, maskulin, tunggal dengan kasus genetif (milik), dalam bahasa Inggris that the power of Christ (kuasa milik Kristus) may rest upon me.
           Kuasa Allah tidak hanya mencukupkan Paulus tetapi juga turun menaungi atau tinggal didalamnya yang dalam bahasa Yunani  (episkenose) dari kata dasar episkeno, muncul hanya sekali (II Kor 12:9), merupakan kata kerja, orang ke tiga, tunggal, aoris (hanya satu kali kejadian),  aktif, subyungtif (kemungkinan/potensi) artinya dia tinggal, atau turun menaungi. Dalam bahasa Inggris that the power of Christ may rest upon me (boleh tinggal didalamku). Kuasa Allah berpotensi turun dan menaungi Paulus karena ia belajar menerima kelemahannya dan kuasa Allah tinggal didalam dia. Dalam KBBI tinggal berarti masih tetap ditempatnya, jadi setelah kuasa Kristus turun menaungi dia kuasa itu juga tetap tinggal didalam dia.
       Karena mengetahui bahwa kuasa Allah turun atas dia maka Paulus rela dan senang saat mengalami kelemahan perasaan rela dan senang itu dalam bahasa Yunani  (eudoko),  muncul sebanyak 21 kali dalam PB, merupakan kata kerja, orang pertama, tunggal, kini, aktif, indikatif, yang artinya berkenan, berarti senang/setuju, merasa senang, menyukai. Dalam bahasa Inggris (KJV) Therefore I take pleasure (aku merasa senang, bahagia, puas) in infirmities.  Dalam KBBI puas artinya merasa senang, lega, gembira karena telah terpenuhi hasrat hatinya, yaitu hasrat hati Paulus agar kuasa Kristus turun atasnya dan tetap tinggal didalam dia, Paulus merasa puas sekaligus lega.
Selain kelemahan, Paulus juga mengalami hinaan-hinaan yang dalam bahasa Yunani disebut (ubresin), merupakan kata benda, feminine, jamak, datif , muncul sebanyak 3 kali yaitu dalam Kis 27:10, Kis 27:21 dan II Kor 12:10, memiliki arti hinaan-hinaan, peristiwa-peristiwa dihina, penyiksaan. Dalam bahasa Inggris (KJV) Therefore I take pleasure in infirmities, in reproaches (celaan, cercaan yang biasanya karena tidak sesuai ekspektasi), in necessities, in persecutions, in distresses.
          Sedangkan dalam KBBI hinaan berarti cercaan atau nistaan, dan cercaan  sendiri memiliki arti celaan atau ejekan yang keras (hebat, menjadi-jadi, tidak mengenal belas kasihan), makian, umpatan, cacian. Hal itu berarti Paulus hidup ditengah cercaan atau hinaan yang sangat hebat dan orang yang menghina atau mencerca dia adalah orang yang tidak menegenal belas kasihan.  (oleh siapa dan mengapa Paulus dihina?).
Tidak hanya mengalami hinaan namun Paulus juga didalam kesukaran kesusahan yang dalam bahasa Yunani disebut  (anagkais), yang memiliki kata dasar anagkei merupakan kata benda, feminine, jamak, datif, artinya penganiayaan-penganiayaan, kata ini muncul sebanyak 17 kali dalam PB seperti dalam I Kor 7:26, I Kor 9: 16, dan II Kor 12:10, dalam bahasa Inggris (KJV) in necessities (keperluan, kebutuhan, karena terpaksa), sedangkan menurut KBBI penganiayaan dari kata dasar aniaya adalah perlakuan yang sewenang-wenang (penyiksaan dan penindasan). Selain dicaci atau diejek dengan keras  Paulus juga mengalami penyiksaan (proses, cara, perbuatan menyiksa) dan dia tertindas (disengsarakan, teraniaya), jamak berarti siksaan atau penganiayaan yang dialami Paulus sering terjadi.
         Paulus juga mengalami penganiayaan lain yang dalam bahasa Yunani disebut  (diogmois), kata ini memiliki kata dasar diogmos merupakan kata benda, maskulin, jamak, datif, kata ini muncul sebanyak 10 kali dalam PB yang artinya penganiayaan-penganiayaan. Yang dalam bahasa Inggris memiliki (KJV) , in persecutions (perlakuan kejam atau tidak adil yang didasarkan pada ras, agama, politik atau kepercayaan dalam periode yang lama), dalam KBBI kejam adalah perlakuan bengis, zalim dan tidak menaruh belas kasihan dalam periode yang lama. Paulus diperlakukan kejam dan tidak adil oleh orang? Karean dia utusan Kristus atau didasarkan pada agama dan kepercayaan dan dalam periode yang lama.
        Masih ada lagi penganiayaan atau kesusahan yang dialami Paulus yaitu (stenokhoriais), memiliki kata dasar stenokhoria, merupakan kata benda, feminine, jamak, datif , kata ini muncul 4 kali dalam PB, yang dalam bahasa Inggris (KJV) in distresses (keadaan yang sukar/berbahaya, menyusahkan, meyedihkan), dalam KBBI berbahaya dari kata dasar bahaya adalah mendatangkan kecelakaan, bencana, kesengsaraan, kerugian, keadaan terancam. Paulus menghadapi keadaan yang sukar (sulit dipecahkan atau diselesaikan).
       Dari bahasa Yunani  (asteno), yang  merupakan kata kerja, orang pertama, tunggal, kini, aktif, indikatif, artinya aku menjadi lemah atau menjadi lemah tidak berdaya (ekonomi, rasa takut, moral atau agama) atau menderita penyakit. Sedangkan dalam bahasa Inggris (KJV) for when I am weak (lemah). Menurut KBBI lemah adalah tidak kuat, tidak bertenaga, karena baru sembuh dari penyakit. Dalam pengertian ini Paulus mengalami banyak tekanan baik itu ekonomi, rasa takut, moral maupun agama sehingga dia berkata “aku menjadi lemah” karena dia dengan kekuatannya sendiri tidak kuat mengalami segala penyikasaan yang hebat itu.
       Kata (tote), muncul sebanyak 160 kali, merupakan kata sifat, yang artinya pada waktu itu , menunjuk pada waktu Paulus mengalami kelemahan.
Meskipun Paulus merasa lemah dan tidak kuat mengalami pencobaan namun dia dapat megubah menjadi sebiah kekuatan baginya, kuat yang dalam bahasa Yunani disebut  (dunatos) disebutkan sebanyak 32 kali, merupakan kata sifat, nominative, maskulin, tunggal, yang artinya kuat, sanggup. Dalam bahasa Inggris (KJV)  then I am strong (kuat) sedangkan menurut KBBI kuat adalah banyak tenaganya (gayanya, dayanya) mampu menahan, tidak mudah goyah (terpengaruhi), teguh (iman, pendirian, kemauan). Jadi Paulus sebenarnya untuk ukuran kekuatannya sendiri dia tidak sanggup memikul beban penyiksaan, hinaaan, penganiayaan yang begitu berat baginya bahkan dia mengalami suatu penyakit namun ia  menjadi kuat menanggung segala beban itu karena kuasa Kristus yang turun menaungi dan tinggal didalamnya yang menguatkan dia.


         Kesimpulan

      Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan diatas saya dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam ayat II Korintus 12:9-10 dan ditinjau dari konteks sebelumnya memiliki makna bahwa pada saat itu Paulus diijinkan Allah untuk mengalami pencobaan dengan diberi suatu penyakit, Paulus memohon kepada Allah agar ia dibebaskan dari penyakit itu, tapi justru Allah berkata kepadanya bahwa suadah cukup kebaikan-Nya, anugerah-Nya bagi Paulus, karena kuasa-Nya menjadi nyata sempurna dalam kelemahan Paulus itu, setelah mengerti hal itu Paulus berhenti memohon kepada Allah mengenai penyakit itu dan justru ia bermegah atas kelemahannya supaya dia dapat merasakan kuasa Kristus menaungi dia. Pencobaan yang dialami Paulus bukan pencobaan main main dan bukan merupakan pencobaan biasa melainkan pencobaan yang hebat, seperti didalam kelemahannya (mengalami suatu  penyakit) dia masih di cerca, dimaki, dihina, dengan hinaan yang tak mengenal belas kasih, keras, dia juga dianiaya dan ditindas, diperlakukan kejam dan tidak adil, diancam dan berbagai kesengsaraan lainnya, segala penderitaan itu disebutkan dalam bentuk jamak dan dalam periode yang lama yang berarti terjadi berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama, sebagai manusia Paulus tidak kuat menjalani segala pencobaan itu namun karena adanya kuasa Kristus yang turun atas dia melindungi dia dan tinggal didalam dia, dia merasa amat senang dan hal itu menguatkannya, Paulus dengan senang hati dan rela mengalami segala penderitaan tersebut karena dia melakukan itu demi Kristus sehingga segala kelemahan, siksaan, kesukaran, penganiayaan, dan kesesakan itu menjadi sebuah kebanggaan baginya karena dengan begitu dia dapat merasakan kuasa Allah yang sempurna justru membuat Paulus kuat dalam menghadapi semua itu.


DAFTAR PUSTAKA

Yupiter Hulu M, Th, Diktat Pengantar Perjanjian Baru, STTNI, 2013.
https://id.wikipedia.org/wiki/Surat_Paulus_yang_Kedua_kepada_Jemaat_di_Korintus, diakses pada hari jumat 9 Juni 2017 pukul 13:47 WIB
Hasan Sutanto, PBIK Jilid I, LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) hal 995
Hasan Sutanto, PBIK Jilid II, LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) hal 809
KBBI
Alkitab Terjemahan Baru
Alkitab Terjemahan Sederhana Indonesia
Alkitab King James Version
Kamus Inggris-Indonesia

~Terimakasih, Tuhan Yesus Memberkati~




                                   EMOSI MENURUT PANDANGAN ALKITAB (???)

              Pada zaman sekarang perasaan menguasai akal dan bukan sebaliknya seperti yang Tuhan kehendaki. Karena banyak tekanan dan rintangan yang dihadapi manusia jaman sekarang, maka dibutuhkan pengendaian diri atau self control. Kekecewaan-kekecewaan tidak bisa dihindarkan, baik kekecewaan kecil ataupun besar, dan tentu saja akan timbul masalah baru akibat kekecewaan-kekecewaan tersebut. Maka tak ada yang lebih berbahaya jika kita membiarkan emosi menguasai kehidupan kita dan kita kehilangan self control (pengendalian diri).Ini merupakan suatu peringatan bahwa emosi harus selalu diperhitungkan dengan kemampuan berpikir dan kemauan.
Dalam buku ini juga dibagi 4 bab besar tentang emosi, yaitu
Pertama, kesalahan, merupakan emosi yang menyakitkan, hampir tidak ada emosi manusia yang begitu menekan dan menyakitkan seperti perasaan bersalah dan mencela diri sendiri. Jika perasaan menghukum diri sendiri sudah mencapai puncaknya, maka ia akan menggerogoti pikiran pada waktu siang dan akan menyerang pada waktu malam. Karena suara hati berbicara dari dalam pikiran manusia, maka kita tidak bisa melarikan diri dari perlakuan kejam yang terus menerus akibat kesalahan, kegagalan dan dosa yang kita perbuat.Tetapi, apakah semua kesalahan menimbulkan luka? Tentu tidak, perasaan bersalah bisa menjadi motivasi atau pendorong agar kita tidak melakukan kesalahan yang sama dan menjadi pribadi yang lebih baik. Menurut Dr. James Dobson perasaan bersalah terjadi apabila kita melanggar kode batiniah. Bersalah adalah sebuah pesan celaan dari hati nurani  yangmengatakan “seharusnya kamu malu pada dirimu sendiri” (cebderung menyalahkan diri sendiri). Dari sini didefinisikan bahwa kesalahan adalah bisikan dari hati nurani kita. Dan kita percaya bahwa hati nurani itu berasal dari Allah, meskipun begitu, perasaan bersalah bukan berasal dari Allah melainkan dari Iblis, jadi sebagai manusia kita harus peka dan dapat membedakan mana yang berasal dari Allah dan mana yang berasal dari Iblis. Seperti tertulis dalam II Korintus 11:14 yang menunjukan bahwa Iblis menyatakan dirinya sebagai “malaikat terang” berarti dia berbicara sebagai wakil Tuhan yang palsu, bisikannya seolah-olah menggabung dengan suara Roh Kudus. Iblis menggunakan hati nurani untuk membunuh, menyiksa dan mencaci maki korbannya.


Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hati nurani adalah suatu kemamapuan mental yang kurang sempurna, ada kalanya hati nurani menghukum kita karena kesalahan dan kelemahan manusiawi yang tak dapat dihindarkan, pada waktu tertentu hati nurani tetap tidak gelisah meskipun malakukan kesalahan.Tetapi kita tidak bisa mengabaikan adanya hati nurani sebab Roh Kudus berbicara lewat hati nurani pula (Roma 9:1). Dalam hal ini peran orangtua sangatlah penting untuk mendidik anak, ada beberapa konsep yang dapat digunakan untuk mendidik anak, yaitu:
Pertama, kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu (Markus 12:30)
Kedua, kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Markus 12:31)
Ketiga, ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku (Mazmur 143:10)
Keempat, takutlah akan Allah dan peganglah pada perintah-perintah-Nya karena ini adalah kewajiban setiap orang (Pengkotbah 12:13)
Kelima, tetapi buah roh ialah….penguasaan diri (Galatia 5:22, 23)
Keenam, barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan (Lukas 14:11)
Kedua, Kasih Romantik, pemutarbalikkan adalah melawan kenyataan, banyak orang muda keliru dalam mengartikan kasih. Kasih bukan saja sekadar perasaan gembira yang berlebihan, kasih atau cinta pada pandangan pertama itu menunjukkan bahwa kita jatuh cinta dengan cinta dan bukan lawan jenis.Banyak pasangan muda-mudi yang mudah jatuh cinta karena kegembiraan atau emosi yang berlebihan dan itu bersifat sementara dan pasti berakhir mengecewakan.Mengapa? Karena mereka hanya diperdaya oleh emosi sesaat tersebut. Cinta sejati datang bukan karena kemauan, untuk membedakan antara cinta sejati atau cinta sementara adalah waktu, kita tidak bisa menuruti saja kata hati, tapi juga perlu pertimbangan,jika ragu lebih baik tunda untuk mengambil keputusan yang lebih serius.Orang yang saling mengasihi tidak bertengkar dengan mengeluarkan kata-kata kasar dan penuh kebencian, dibubuhi dengan air mata dan kata-kata yang tidak senonoh, pertengkaran itu adalah pertengkaran yang tidak sehat dalam sebuah hubungan. Ada dua cara pasangan mengeluarkan emosi mereka, yaitu:
Pertama, memalingkan kemarahan dalam batin dengan diam-diam yang akan menumpuk sepanjang tahun, atau
Kedua, mengeluarkan kemarahan pribadi kepada pasangannya.
           Dalam hal mendapatkan pasangan kita harus percaya bahwa Tuhan menjamin keberhasilan mendapatkan pasangan sesuai kehendak-Nya. Tetapi Dia tetap memberikan kepada kita pertimbangan untuk memutuskan, akal sehat dan kuasa untuk melihat masa depan dan kebebasan. Jika sering kita dengar bahwa kasih sejati akan tetap teguh sebagai batu karang dalam menghadapi setiap persoalan. Tetapi pada kenyataannya kasih bisa luntur karena sakit hati dan dilukai secara tiba-tiba dan sering kali terombang-ambing apabila diserang badai kehidupan. Dalam hal mencari pasangan sering terjadi ketakutan akan tidak menemukan seorang teman hidup, yang menyebabkan kita asal pilih pasangan tanpa ada pertimbangan, dan akhirnya karena salah pilih kita gagal dalam pernikahan.Bahkan jika itu cinta sejati memiliki peluang untuk kehancuran.Misalnya, cinta dapat hilang apabila seorang suami terlalu sibuk bekerja atau antara suami istri jarang ada bicara atau komunikasi. Cinta itu tidak mementingkan diri sendiri, memberi, mengabdi, meminta kedewasaan yang tak sedikit agar bisa terlaksana.kisah cinta remaja merupakan bagian yang menarik dari suatu pertumbuhan, tetapi jarang menemukan kriteria yang diperlukan demi hubungan yang lebih erat  agar terjadi pernikahan yang berhasil.
Ketiga, kemarahan, dari buku ini dijelaskan bahwa Dr, James Dobson pada waktu mudanya sering marah, dia bangga jika dia bisa “menundukkan” lawannya, namun ia sadar setelah ia dewasa bahwa seperti tertulis dalam Amsal “jawaban yang lembut meredakan kemarahan” sehingga sekarang saat ia mulai akan arah ada Roh Kudus yang menegurnya.Sering kali di saat kita marah, secara tidak sadar mulut kita mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan dan kasar.Dalam Alkitab dijelaskan bahwa tidak semua kemarahan itu dosa dan melanggar perintah Allah. Dalam Efesus 4:26 memerintahkan kepada kita agar “ apabila kamu marah janganlah kamu berbuat dosa” ayat itu mengatakan adanya perbedaan antara perasaan yang kuat (strong feeling) dan mencari permusuhan yang secara tegas dihukum menurut Kitab Suci.  Kemarahan bukan sekedar meluapkan emosi saja namun juga respon jasmaniah, karena dalam tubuh diperlengkapi dengan suatu system pertahanan yang otomatis yang disebut tehnik “menghindari”, ada pula beberapa faktor lain yang menyebabkan kemarahan diantaranya karena terlalu lelah, rasa malu yang keterlaluan, kekecewaan, dan kekesalan. Dan perlu diketahui bahwa kemarahan telah menampilkan banyak perasaan negatif yang hebat dalam diri manusia. Bahkan di Alkitab pun Rasul Paulus menunjukkan pertentangan batiniah dalam Roma 7: 21-24, sifat naluri kita yang berdosa yang memberi dorongan pada “kemarahan badaniah” yang harus dibedakan dengan kemarahan sebagai akibat kekecewaan atau sisitem endokrin, atau kebutaan emosi atau jiwa.Jika kemarahan dapat menimbulkan dosa ada sebuah pertanyaan apakah hidup ini bisa disucikan. Kita harus percaya bahwa Roh Kudus, melalui tindakan kasih anugerah Tuhan,membersihkan dan menyucikan hati ”Kisah Para Rasul 15:8,9 ” agar “tubuh dosa kita hilang kuasanya”(Roma 6:6).                
              Setelah dosa dihilangkan belum tentu dosa tidak akan berkuasa lagi karena hal tersebut tergantung pada pilihan kita. Kemarahan yang menyebabkan dosa adalah ketika kemarahan kita mendorong kita untuk menyakiti sesama kita. Sikap yang bermusuhan dan keinginan untuk menyakiti orang lain itu tidak dapat dibenarkan oleh siapapun. Menurut E Stanley Jones berpendapat bahwa orang Kristen cenderung lebih merasa berdosa karena reaksinya daripada tindakannya. Seperti Yesus mengajarkan kepada kita “memberikan pipimu yang lain” dan “berjalanlah dua mil lagi” (Matius 5:39, 41), sebab Ia tahu Iblis dapat menggunakan kemarahan dalam diri seseorang. Dalam Yohanes dikatakan bahwa kebencian kepada seorang saudara sama dengan pembunuhan (I Yohanes 3:15). Dengan demikian kemarahan bisa menjadi dosa dan dapat terjadi dalam pikiran, meskipun tidak pernah menampakkan dalam suatu sikap yang dapat dilihat orang.Penulis meyakini bahwa kebenaran itu bersatu, artinya antara Alkitab dan ilmu pengetahuan itu ada kaitannya, dan dalam keadaan apapun Alkitab tidak pernah salah.Untuk hal kemarahan ahli jiwa berpendapat bahwa kemarahan itu harus dikeluarkan atau diucapkan, sangat berbahaya jika menekan atau menahan perasaan. Apabila suatu kuasa emosi yang negative didorong dari pikiran sadar dan telah meletuskan kemarahan, maka ia memiliki suatu kekuatan untuk merobek-robek kita dari dalam. Proses dengan mana kita menjejalkan suatu perasaan yang kuat dalam pikiran tak sadar disebut “depresi” dan secara psikologis sangat berbahaya. Tekanan yang ditimbulkan biasanya muncul dilain tempat dalam bentuk tekanan batin, kegelisahan, ketegangan, atau kekacauan psikis. Dalam Alkitab mengajarkan agar kita “lambat untuk marah”, Allah tidak menghendaki kita menekan kemarahan kita, menyimpannya dalam ingatan kita tanpa menyelesaikannya, dalam surat rasul Paulus mengatakan supaya kita menyelesaikan kemarahan itu sebelum matahari terbenam dalam setiap hari ( Efesus 4: 26), yaitu secara efektif mencegah akumulasi kemarahan. Dalam buku ini tertulis cara untuk melepaskan emosi yang sudah memuncak, yakni:
Pertama, dengan membawa kemarahan itu dalam doa,
Kedua, menerangkan perasaan negative kita kepada orang ketiga yang telah dewasa imannya yang bisa member nasehat dan pengarahan,
Ketiga, debgan mendatangi si lawan dan menunjukan rasa kasih pengampunan,
Keempat, dengan pengertian bahwa Tuhan sering kali memperkenankan kejadian yang paling mengecewakan dan menjengkelkan sehingga dengan demikian mengajar kita untuk sabar dan bertumbuh,
Kelima, dengan menyadari bahwa tidak ada penghinaan oleh orang lain itu setara dengan kesalahan kita di hadapan Allah, dan tetap mengampuni kita.
Akibat dari kita tidak mengungkapkan kemarahan adalah timbulnya rasa kurang harga diri, sifat rendah diri, malu, tidak yakin dan selalu gelisah.
Keempat,menafsirkan suara hati, merupakan tujuan Roh Kudus untuk berurusan dengan manusia dengan cara yang lebih akrab dan pribadi, dengan memimpin, meyakinkan dan mempengaruhi.                  
      Namun ada beberapa orang yang tidak bisa membedakan suara Allah dan suara batin sendiri.Dalam II Korintus 11:14 kita mengerti bahwa Iblis datang sebagai malaikat terang yang berarti dia menirukan pekerjaan Roh Kudus.Uraian ini bertujuan agar kita mengenali “bapa pendusta” yang telah memperoleh reputasinya atas orang-orang yang telah dicelakakannya, dan dia mempergunakan suara hati yang menghancurkan untuk melaksanakan tujuan jahatnya. Dan sangat sukar bagi kita untuk membedakan antara “ingin” dengan “kehendak” Tuhan menurut tafsiran kita. Sebuah suara hati dapat diuji dengan 4 kritera
Pertama, apakah hal ini bersifat Alkitabiah? Meneliti apa yang di ajarkan seluruh Alkitab ( Kisah Para Rasul 17:11), evaluasikan sifat

Kesimpulan

Saya dapat menyimpulkan bahwa dalam buku ini tertulis  berbagai macam emosi yang ada dalam diri manusia, diantaranya kesalahan, kasih romantik, kemarahan dan suara hati. Emosi yang dibahas dalam buku ini tidak hanya dilihat dari segi perspektif ahli jiwa atau psikolog saja melainkan dilihat dari sisi Alkitabiah pula.Hal pertama yang dibahas dalam buku ini adalah kesalahan, setiap manusia pernah melakukan kesalahan, tetapi seharusnya dari kesalahan tersebutlah Tuhan ingin agar manusia termotivasi merubah hidupnya. Namun yang cenderung dilakukan manusia jika ia melakukan kesalahan adalah menghakimi dirinya sendiri sehingga dapat menimbulkan depresi. Perasaan bersalah itu berasal dari hati nurani, tetapi tidak semua suara hati nurani berasal dari Allah seperti perasaan bersalah ini yang berasal dari Iblis, sebab itu sebagai manusia kita harus peka terhadap suara hati nurani kita.Bagaimana kita bisa peka terhadap hati nurani agar bisa membedakan mana suara Allah dan mana yang datangnya dari si jahat?Caranya yaitu kita dekat dengan Tuhan senantiasa agar kita tahu dan peka mana suara Tuhan.Dan yang kedua ada kasih romantik, kasih yang bukan asal-asalan, tetapi suatu komitmen.



                                                             

           BAB I
   PENDAHULUAN
     Latar Belakang

Masalah adalah suatu keadaan yang tidak diharapkan oleh kita sebagai penyimpangan kecil dalam bidang kehidupan yang kita alami. Permasalahan yang timbul akibat adanya berbagai faktor yakni faktor internal dan faktoe eksternal. Ruang lingkup masalah di dunia pendidikan sangat beragam baik itu mikro maupun makro, seperti halnya dalam proses belajar mengajar. Masalah atau problem dalam pembelajaran sangatlah mungkin, dan ini bisa disebabkan beberapa faktor, bisa dari peserta didik sendiri atau dari pengajar (guru).
Belajar pada dasarnya merupakan proses usaha aktif seseorang untuk memperoleh sesuatu, sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yang lebih baik. Kenyataannya, para pelajar seringkali tidak mampu mencapai tujuan belajarnya atau tidak memperoleh perubahan tingkah laku sebagai mana yang diharapkan. Hal itu menunjukkan bahwa peserta didik mengalami kesulitan belajar yang merupakan hambatan dalam mencapai hasil belajar.
            Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita juga dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
Sementara itu, setiap peserta didik dalam mencapai sukses belajar, mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Ada peserta didik yang dapat mencapainya tanpa kesulitan, akan tetapi banyak pula peserta didik mengalami kesulitan, sehingga menimbulkan masalah bagi perkembangan pribadinya.

Dalam menghadapi masalah itu, tidak semua peserta didik mampu memecahkannya sendiri. Seseorang mungkin tidak mengetahui cara yang baik untuk memecahkan masalah sendiri. Ia tidak tahu apa sebenarnya masalah yang dihadapi. Ada pula seseorang yang tampak seolah tidak mempunyai masalah, padahal masalah yang dihadapinya cukup bera

BAB II
         PEMBAHASAN

  Diagnosis Kesulitan Belajar


Dalam dunia pendidikan, diagnosis kesulitan belajar merupakan segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar. Diagnosis mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar serta cara menetapkan dan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang seobyektif mungkin.
Dengan demikian, semua kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menemukan “kesulitan belajar” termasuk kegiatan diagnosa. Perlunya diadakan diagnosis belajar karena berbagai hal.

Pertama, setiap siswa hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara maksimal.

Kedua, adanya perbedaan kemampuan, kecerdasan, bakat, minat dan latar belakang lingkungan masing-masing siswa.

Ketiga, sistem pengajaran di sekolah seharusnya memberi kesempatan pada siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya.

Keempat, untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi oleh siswa, hendaknya guru beserta BP lebih intensif dalam menangani siswa dengan menambah pengetahuan, sikap yang terbuka dan mengasah ketrampilan dalam mengidentifikasi kesulitan belajar siswa.


Macam-Macam Kesulitan Belajar
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 78) macam-macam kesulitan belajar ini dapat dikelompokkan menjadi empat macam yaitu sebagai berikut :

Dilihat dari jenis kesulitan belajar terbagi menjadi 2, yaitu ,
Pertama ada yang berat; Kedua, ada yang ringan
Dilihat dari bidang studi yang dipelajari dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
Pertama, ada yang sebagian bidang studi;
Kedua, ada yang keseluruhan bidang studi
Dilihat dari sifat kesulitannya terbagi menjadi 2, yaitu ;
Pertama, ada yang sifatnya permanen/menetap;
Kedua, ada yang sifatnya hanya sementara.

Dilihat dari segi faktor penyebabnya terbagi menjadi 2, yaitu :
Pertama, ada yang karena faktor intelegensi;
Kedua, ada yang karena faktor non-intelegensi

Faktor-Faktor Penyebab Kesuliatan Belajar
Menurut Hallen (2005: 121-123) penyebab kesulitan belajar ada dua faktor penyebabnya yaitu sebagai berikut:

Pertama,Faktor internal
Pertama, Kurangnya bakat khusus untuk suatu situiasi belajar tertentu. Sebagai halnya intelegensi, bakat juga merupakan wadahuntuk mencapai hasil belajar tertentu. Peserta didik yang kurang atau tidak berbakat untuk suatu kegiatan belajar tertentu akan mengalami kesulitan dalam belajar.
 Kedua, Kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik. Kemampuan dasar (intelegensia) merupakn wadah bagi kemungkinan tercapainya hasil belajar yang diharapkan.jika kemampuan dasar rendah, maka hasil belajar yang dicapai akan rendah pula, sehingga menimbulkan kesulitan dalam belajar.
Ketiga, Kurangnya motivasi atau dorongan untuk belajar, tanpa adanya motivasi yang besar peserta didik akan banyak mengalami kesulitan dalam belajar, karena motivasi merupakan faktor pendorong kegiatan belajar. Persaingan yang sehat antar individu maupun antar kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Keempat, Faktor jasmaniah tidak mendukung kegiatan belajar, seperti gangguan kesehatan, cacat tubuh, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran dan lain sebagainya.
Kelima, Faktor hereditas (bawaan) yang tidak mendukung kegiatan belajar, seperti buta warna, kidal, cacat tubuh dan lain sebagainya.

Kedua,Faktor eksternal
Pertama, Faktor lingkungan sekolah yang tidak memadai bagi situasi belajar peserta didik, seperti cara mengajar, sikap guru, kurikulum atau materi yang akan dipelajari, perlengkapan belajar yang tidak memadai, teknik evaluasi yang kurang tepat, ruang belajar yang kurang nyaman dan sebagianya.
Kedua, Situasi keluarga yang kurang mendukung situasi belajar peserta didik, seperti rumah tangga yang kacau (broken home), kurangnya perhatian orang tua karena sibuk dengan pekerjaannya, kurangnya kemampuan orang tua dalam memberikan pengarahan dan lain sebagainya.
Ketiga, Situasi lingkungan sosial yang menggangu kegiatan belajar siswa, seperti pengaruh negatif dari pergaulan, situasi masyarakat yang kurang memadai, gangguan kebudayaan, film, bacaan, permainan elektronik, play station, dan sebagainya.

Berkaitan dengan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar sebagaimana yang telah diuraikan diatas, senada dengan itu Muhibbin Syah secara sederhana juga mengemukakan ciri-ciri siswa yang mengalami kesulitan belajar dan faktor-faktor penyebabnya.

Menurut Muhibbin Syah (2004: 173-174), “Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun kesulitan belajar juga dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehavior) siswa seperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah dan sering meninggalkan pelajaran”.
Selanjutnya ia menyebutkan secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yaitu: pertama,faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri, kedua,faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan yang datang dari luar diri siswa.

Cara Mengatasi Kesulitan Belajar
      PHOBIA SEKOLAH

Phobia sekolah bukan fobia sebenarnya, fobia ini jauh lebih kompleks dan meliputi gangguan kecemasan perpisahan (separation anxiety), agoraphobia, dan fobia sosial. Fobia sekolah adalah sebuah payung istilah untuk anak yang tidak ingin pergi ke sekolah karena kecemasan, dan kecemasannya tersebut yang dengan sengaja tidak pergi kesekolah dan biasanya tidak tidak tinggal di rumah (anak yang lebih tua atau remaja yang membolos sering menunjukkan perilaku anti-sosial, seperti terlibat dalam aktivitas kriminal).
Kelompok usia yang paling banyak mengalami fobia sekolah ada tiga, yaitu :
Pertama, anak yang berumur 5 sampai 7 tahun, dan dihubungkan dengan kecemasan yang berhubungan dengan kecemasan perpisahan.
Kedua, didominasi oleh anak berumur 11 sampai 12 tahun, yang disebabkan oleh kecemasan yang berhubungan dengan perubahan dari SD ke SMP, dan dihubungkan dengan fobia sosial.
Ketiga, anak yang berumur 14 sampai 16 tahun dan dihubungkan pada fobia sosial dan gangguan lain seperti depresi dan fobia lain.
Terdapat karakteristik keluarga yang mengindikasikan apakah anak memilki kecenderungan untuk lebih rentan mengalami gangguan kecemasan seperti fobia sekolah. Indikatornya adalah :
Pertama, terdapat anggota keluarga yang menderita masalah yang berhubungan dengan emosi atau kecemasan.
Kedua, orangtua yang bersikap overprotectif terhadap anak. Hal ini menyebabkan anak lebih sering bergantung pada orangtuanya dan takut pergi sendiri.
Ketiga, anak yang memilki Ibu yang sangat pencemas, dan kecemasan Ibunya dapat terpancar pada anaknya, sehingga membuat anak merasa bahwa ia memilki alasan untuk cemas (anak juga dapat meniru Ibunya, dan berperilaku dengan cara yang sama dengan Ibunya, cemas mengenai hal yang sama).
Keempat, anak memilki ayah yang hanya memainkan sedikit peran atau bahkan tidak sama sekali dalam pengasuhan anaknya.
Kelima, anak merupakan anak bungsu dalam keluarga sering menjadi yang paling rentan mengalami gangguan kecemasn karena ia dianggap selalu menjadi ‘bayi’ keluarga dan diperlakukan seperti itu. Apalagi, ketika orangtua tahu bahwa mereka tidak akan memilki anak lagi, mereka kadang-kadang ingin menjaga anaknya tersebut, dan ingin sangat dekat dengan mereka. Tanpa mereka sadari anak tersebut menjadi terlalu tergantung pada mereka.
Keenam, anak memilki penyakit kronis sehingga btuh untuk tergantung pada orngtuanya dan tidak memiliki kepercayaan diri untuk merasa sehat dan kuat dan mampu untuk mengatasi masalah kehidupan.
Ketujuh, anak sering berperilaku baik dan mampu secara akademis.

Kemungkinan pemicu fobia sekolah meliputi :
Pertama, diganggu oleh anak lain (mengalami bullying)
Kedua, pindah ke sekolah baru dan harus masuk ke sekolah baru dan berteman dengan teman baru.
Ketiga, tidak sekolah untuk waktu yang lama karena sakit atau liburan.
Keempat, kehilangan (seseorang atau hewan peliharaan)
Kelima, merasa terancam oleh kedatangan bayi baru
Keenam, mengalami pegalaman traumatik seperti disiksa, diperkosa, atau menjadi peristiwa tragis
Ketujuh, masalah di rumah seperti anggota keluarga sakit, perceraian, pemisahan
Kedelapan, kekerasan rumah tangga atau penyiksaan anak
Kesembilan, tidak memiliki teman yang baik
Kesepuluh, tidak populer, dipilih pada urutan terakhir dalam kelompok, dan merasa gagal secara fisik (dalam permainan)
Kesebelas, merasa gagal secara akademik
Keduabelas, takut pada serangan panik ketika perjalanan ke sekolah atau ketika sekolah.
Penanganan Fobia Sekolah
Penanganan fobia ini tergantung pada tindakan yang dilakukan oleh orangtua. Makin lama anak dibiarkan tidak masuk sekolah dan tidak mendapat penganganan apapun, makin lama masalah itu akan selesai. Namun, makin cepat ditangani, masalah tersebut biasanya akan berangsur-angsur pulih dalam waktu sekitar 1 atau 2 minggu.
Berikut merupakan beberapa cara untuk menangani fobia sekolah :
Pertama, tetap menekankan pentingnya sekolahdengan mengharuskannya tetap bersekolah setiap hari. Ketakutan yang dia alami akan bisa datasi dengan mengahadapinya secara langsung. Makin lama diijinkan tidak masuk sekolah, akan makin sulit mengembalikannya lagi ke sekolah, bahkan keluhannya akan sering dan meningkat. Selain itu, anak akan makin ketinggalan pelajaran, serta makin sulit menyesuaikan diri dengan teman-temannya.
Kedua, berusaha tegas dan konsisten saat bereaksi terhadap keluhan, rengekan, ataupun rajukan anak yang tidak mau sekolah. Jika ketika bangun pagi anak segar bugar, aktif dan sarapan pagi dengan baik, namun saat mau berangkat sekolah, tiba-tiba mogok sebaiknya orangtua tidak melayani sikap negosiasi anak dan tetap mengantarnya ke sekolah. Hindari sikap menjajikan hadiah jika anak mau berangkat ke sekolah, karena hal ini akan menjadi pola kebiasaan yang tidak baik. Anak tidak memilki kesadaran sendiri kenapa dirinya harus sekolah dan biasa memanipulasi orangtua dan lingkungannya. Anak jadi tahu bagaimana taktik atau strategi jitu dalam mengupayakan agar keinginannya terlaksana.
Ketiga, konsultasikan masalah kesehatan anak pada dokter. Jika orangtua tidak yakin akan kesehatan anak, bawalah segera ke dokter untuk mendapatkan kepastian tentang ada tidaknya masalah kesehatan anak. Jadi, ketika anak mengeluhkan sesuatu pada tubuhnya, orangtua dapat membawanya ke dokter yang buka praktek di pagi hari agar setelah itu anak tetap dapat kembali ke sekolah.
Keempat, bekerjasama dengan guru kelas atau asisten lain di sekolah. Orangtua bisa minta bantuan pihak guru atau asisten untuk menenangkan anak dengan cara-cara seperti membewanya ke perpustakaan, mengajak anak beristirahat sejenak di tempat yang tenang, atau pada anak yang lebih besar, guru dapat mendiskusikan masalah yang menjadi beban anak.
Kelima, luangkan waktu untuk berdiskusi atau berbicara dengan anak apa yang membuat anak takut, cemas atau enggan pergi ke sekolah.
Keenam, lepaskan anak secara bertahap. Orangtua perlu memberikan kesempatan pada anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Pada beberapa sekolah, ornagtua atau pengasuh diperbolehkan berada dalam kelas hingga 1-2 minggu atau sampai batas waktu yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Leaskan anak secara bertahap, misalnya pada hari-hari pertama, orangtua berada dalam kelas dan lama kelamaan bergeser sedikit demi sedikit di luar kelas namun masih dalam jangkauan penglihatan anak.
Ketujuh, konsultasikan pada psikologi atau konselor jika masalah terjadi berlarut-larut. Jika fobia sekolahnya dalam jangka waktu yang panjang, hal ini menandakan adanya problem psikologis yang perlu ditangani secara proporsional oleh ahlinya.


KESULITAN BELAJAR

Kesulitan belajar berasal dari istilah learning disability , yang arti sesungguhnya adalah ketidakmampuan belajar. Akan tetapi, dalam negara kita istilah ‘kesulitan belajar’ lebih sering dipakai dan dianggap lebih tepat dibanding dengan ‘ketidakmampuan belajar.’ Dan yang pasti, istilah kesulitan belajar dinilai lebih optimistik daripada ketidakmampuan belajar. Sehingga di Indonesia, learning disability lebih diterjemahkan dengan kesulitan belajar.
Definisi kesulitan belajar atau learning disability dikemukakan pertama kalinya di Amerika Serikat pada kisaran tahun 1997.
Kesulitan belajar adalah sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar atau kemampuan dalam bidang studi matematika. Gangguan tersebut intrinsik dan diduga disebabkan oleh adanya disfungsi syaraf pusat.
Salah satu penyebab kesulitan belajar yang diduga berasal dari adanya disfungsi neurologis atau syaraf pusat inilah yang akhirnya menjadikan istilah kesulitan belajar tidak bisa disamakan dengan tuna grahita atau retardasi mental. Namun demikian, kesulitan belajar bisa saja terjadi bersamaan dengan adanya kondisi lain yang menggangu, misalnya ganguan sensoris, tuna grahita, hambatan sosial dan emosional.
Beberapa hal yang mengindikasikan kesulitan belajar pada seorang anak atau individu antara lain:
Pertama, kemungkinan adanya disfungsi neurologis
Kedua, adanya kesulitan dalam tugas-tugas akademik
Ketiga, adanya kesenjangan antara prestasi dengan potensi
Keempat, adanya pengeluaran dari sebab-sebab lain atau pengaruh lingkungan
Disamping disfungsi neurologis, terdapat pengaruh lingkungan yang diduga menjadi penyebab timbulnya kesulitan belajar, misalnya perbedaan budaya, pembelajaran yang tidak tepat dan/atau strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar seseorang atau peserta didik, pemberian ulangan penguatan (reinforcement) yang tidak tepat, tuntutan-tuntutan dari lembaga pendidikan dan/atau upaya mengajarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan seorang anak serta faktor-faktor psikogenik.
Disfungsi neurologis yang menjadi penyebab utama kesulitan belajar senyatanya juga dapat menyebabkan tunagrahita dan gangguan emosional.
Beberapa faktor yang menyebabkan disfungsi neurologis yang pada gilirannya akan menyebabkan kesulitan belajar antara lain:
Pertama, faktor genetik
Kedua,  luka pada otak karena trauma fisik atau karena kekurangan oksigen
Ketiga, biokimia yang hilang (misalnya biokimia yang diperlukan untuk memfungsikan syaraf pusat)
Keempat,  biokimia yang dapat merusak otak ( misalnya zat pewarna pada makanan)
Kelima,  pencemaran lingkungan (misalnya pencemaran timah hitam)
Keenam, gizi yang tidak memadai
Ketujuh, pengaruh-pengaruh psikologis dan sosial yang dapat merugikan perkembangan anak (deprivasi lingkungan)
Apabila ditinjau dari aspek psikologi perkembangan, kesulitan belajar disebabkan oleh adanya kelambatan kematangan dari suatu fungsi neurologis. Oleh sebab itu, kesulitan belajar bersifat sementara sehingga banyak diantara anak-anak berkesulitan belajar yang tidak lagi memperlihatkan gejala-gejala kesulitan belajar setelah mereka remaja atau dewasa.
Secara garis besar, kesulitan belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu:
Pertama, kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental learning disability);
Kesulitan belajar jenis ini mencakup gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi serta kasulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial. Kesulitan belajar ini sukar diketahui, baik oleh orang tua atau guru, karena tidak ada pengukuran-pengukuran sistematik seperti halnya dalam bidang akademik.
Kedua, kesulitan belajar akademik (academic learning disability);
Kesulitan belajar jenis ini menunjukkan pada adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan-kegagalan tersebut meliputi penguasaan ketrampilan dalam membaca, menulis dan matematika.
Berbeda dengan kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan, kesulitan belajar akademik ini dapat dengan mudah diketahui. Hal ini dikarenakan oleh adanya standar atau pengukuran sistematiknya, sehingga individu yang mengalami kesulitan belajar akademik dapat diketahui ketika ia gagal menampilkan salah satu atau beberapa kemampuan akademik.
Kesulitan belajar sebenarnya dapat diatasi atau ditangggulangi. Bahkan, ketika diketahui penyebab atau telah mengidentifikasi secara dini maka kesulitan belajar dapat dicegah sehingga tidak semakin parah.
Ada beberapa jalan yang bisa ditempuh untuk menanggulangi kesulitan belajar. Diantara beberapa solusi yang dapat digunakan untuk masalah kesulitan belajar adalah :
Pertama,  remedial teaching
Program pengajaran remedial atau remedial teaching pada hakikatnya adalah sebuah kewajiban bagi para guru/pendidik setelah mereka mengadakan evaluasi formatif dan menemukan beberapa peserta didik yang belum dapat meraih tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam setiap akhir kegiatan pembelajaran, pada tiap unit pelajaran selalu diadakan tes formatif demi mengetahui kemampuan dan hasil belajar peserta didik. Dalam evaluasi tersebut akan diperoleh peserta didik yang dianggap belum tuntas atau belum mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Setelah adanya evaluasi tersebut, peserta didik yang belum menguasai bahan pelajaran diberikan pengajaran remedial. Hal ini dimaksudkan agar tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai.
Kendati demikian, tak dapat dipungkiri juga bahwa masih ada saja peserta didik yang belum berhasil atau bahkan mengalami kegagalan dalam pembelajaran, meskipun telah mendapatkan program pengajaran remedial. Untuk kasus seperti ini biasanya dialami oleh anak berkesulitan belajar. Dan, tidak mungkin guru reguler atau guru kelas terus-menerus membantu para peserta didik atau anak-anak semacam itu. Maka kemudian, pemberian pengajaran remedial bagi anak berkesulitan belajar hendaknya diserahkan kepada guru yang memiliki keahlian khusus dalam pelayanan pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Guru tersebut biasa dikenal dengan guru remedial (remedial teacher). Dengan demikian, dalam sebuah lembaga pendidikan idealnya memiliki dua jenis guru, yakni guru reguler (baik guru kelas atau guru bidang studi) dan guru remedial yang khusus menangani dan memberikan pelayanan pendidikan serta pengajaran remedial bagi anak berkesulitan belajar.
Sebelum memberikan remedial teaching, seorang guru seyogyanya menegakkan diagnosis kesulitan belajar, yaitu menentukan jenis dan penyebab kesulitan belajar serta alternatif strategi pengajaran remedial –yang efektif dan efisien—yang akan diberikan kemudian. Dengan demikian, pemberian remedial teaching pada para peserta didik atau anak akan mendatangkan hasil yang diharapkan, sehingga tujuan belajar dapat tercapai serta anak/peserta didik akan mengalami keberhasilan dalam pembelajaran.
Kedua, asesmen
Asesmen adalah suatu proses pengumpulan informasi tentang seorang anak/peserta didik, yang kemudian akan digunakan untuk bahan pertimbangan dan keputusan yang berhubungan dengan anak/peserta didik tersebut.
Tujuan utama dari suatu asesmen adalah untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan program pembelajaran bagi anak yang memiliki kesulitan belajar.
Terkait upaya penanggulangan kesulitan  belajar, asesmen dilakukan untuk lima keperluan:
Pertama, penyaringan (screening)
Anak-anak/peserta didik berkesulitan belajar disuatu lembaga pendidikan diidentifikasi untuk menentukan anak/peserta didik mana yang memerlukan pemeriksaan yang lebih komprehensif.
Dalam screening ini dilakukan evaluasi sepintas, misalnya melalui observasi informal oleh guru, untuk menentukan siapa diantara anak-anak/peserta didik yang memerlukan evaluasi intensif
Kedua, pengalihtanganan (referral)
berdasarkan hasil evaluasi pada tahap screening, anak-anak/peserta didik kemudian dialih tangankan (referral)  pada seorang ahli, misalnya psikolog atau dokter untuk memperoleh pemeriksaan lebih lanjut.
Ketiga, klasifikasi (classification)
melalui hasil pemerikasaan dari seorang ahli, baik psikolog maupun dokter tersebutlah anak/peserta didik kemudian diklasifikasikan untuk menentukan apakah mereka benar-benar memerlukan pelayanan dan penanganan khusus.
Keempat, perencanaan pembelajaran (instructional planning)
dalam tahap ini asesmen dilakukan demi penyusunan program pengajaran individual
Kelima, pemantauan kemajuan belajar anak (monitoring pupil progress)
pada tahap ini asesmen dapat dilakukan dengan menggunakan tes formal, informal, observasi dan prosedur asesmen yang didasarkan pada kurikulum.
Proses pengumpulan informasi atau asesmen ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya melalui wawancara, observasi, pemgukuran informal dan tes baku formal. Berbagai metode pengumpulan informasi tersebut hendaknya tidak dilakukan secara sendiri-sendiri tetapi secara simultan. Pada waktu melakukan wawancara misalnya, dapat dilakukan observasi; begitu juga pada saat anak/peserta didik sedang mengerjakan tes baku formal.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari proses asesmen itulah kemudian dapat diambil berbagai tindak lanjut, baik berupa proses pembelajaran yang akan dipakai untuk anak/peserta didik berkesulitan belajar, ataupun penanganan lainnya terkait anak/peserta didik berkesulitan belajar.
Ketiga, program pendidikan individual
Program Pendidikan Individual atau Individualized Education Program adalah suatu program yang dikhususkan bagi anak/peserta didik yang memiliki masalah kesulitan belajar. Program ini merupakan bentuk pelayanan dari Pendidikan Luar Biasa bagi peserta didik/anak berkesulitan belajar. Namun sayangnya, di Indonesia program ini masih belum banyak dikenal dan diterapkan.
Dalam prakteknya, program pendidikan individual ini dikembangkan oleh guru PLB yang bertugas di lembaga pendidikan atau sekolah biasa. Program pendidikan individual ini diadakan bukan tanpa alasan. Dalam keberadaannya, program pendidikan individual ini senyatanya bermanfaat untuk menjamin bahwa setiap anak dan/atau peserta didik yang memiliki masalah kesulitan belajar mempunyai suatu program yang diindividualkan untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan khas mereka dan mengkomunikasikan program tersebut kepada orang-orang yang berkepentingan dalam bentuk tertulis. Program semacam itu diharapkan dapat membantu para guru/pendidik untuk mengadaptasikan program umum dan/atau program khusus bagi anak berkesulitan belajar, yang bertolak dari kekuatan, kelemahan dan minat anak.
Program pendidikan indivisual ini seharusnya memuat lima pernyataan, yakni pernyataan tentang:
Pertama, taraf kemampuan anak/peserta didik saat ini
Kedua, tujuan pembelajaran umum dan penjabarannya dalam tujuan pembelajaran khusus
Ketiga, pelayanan khusus yang tersedia bagi anak/peserta didik
Keempat, proyeksi tentnag kapan dimulainya kegiatan dan waktu yang digunakan untuk memberikan pelayanan
Kelima,  prosedur evaluasi dan kriteria keberhasilan program
Tiga rancangan pembelajaran yang dapat dicoba diterapkan dalam menangani dan menanggulangi anak/peserta didik berkesulitan belajar antara lain:
Pertama,  melatih proses yang kurang
metode ini merupakan upaya untuk memperbaiki proses (bagian pelajaran/bab-sub bab) yang kurang atau memperbaiki ketidakmampuan anak/peserta didik serta menyiapkan mereka untuk belajar lebih lanjut.
Manfaat dari metode ini adalah untuk membantu anak/peserta didik membangun dan mengembangkan berbagai fungsi pemrosesan yang lemah melalui latihan.
Kedua, mengajar melalui proses yang disukai
pendekatan ini menggunakan modalitas kekuatan anak sebagai dasar strategi pembelajaran. Anak/peserta didik yang menyukai modalitas pendengaran sebagai sarana untuk belajar, diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran yang lebih menekankan pada penggunaan indra pendengaran. Anak/peserta didik yang lebih menyukai modalitas penglihatan, diajar dengan strategi pembelajaran yang lebih menekankan pada penggunaan indera penglihat. Dan, anak/peserta didik yang lebih menyukai modalitas gerak, diajar melalui strategi pembelajaran yang mengutamakan gerakan.
Ketiga, pendekatan kombinasi
pendekatan pengajaran ini merupakan kombinasi dari dua pendekatan sebelumnya. Alasan diterapkannya metode ini adalah, guru tidak hanya perlu menekankan pada kekuatan pemrosesan, tetapi juga secara bersamaan psikologis memberikan landasan yang berguna dalam bidang kesulitan belajar.
Pendekatan pengajaran kombinasi ini memungkinkan guru untuk berupaya mengajar anak/peserta didik berkesulitan belajar, meskipun untuk itu guru harus bekerja keras.

Sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi anak untuk belajar ya, termasuk tingkat IQ anak yang berbeda, faktor lingkungan, keluarga, sekolah dan masih banyak lagi. So, kalau ada anak yang nilainya rendah, jangan langsung dimarahi tanpa bisa memberi solusi, ketahui penyebabnya dan cari solusi yang tepat. setelah mengetahui hal itu, dijamin deh sedikit-demi sedikit nilai anak akan merangkak naik.